ICW: Pak Jokowi dan Bu Risma Sama-Sama Tak Punya Etika

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat diperkenalkan sebagai Menteri Sosial oleh Presiden Joko Widodo di beranda Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (22/1). (Foto: ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden)

IDTODAY NEWS – Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat diperkenalkan sebagai Menteri Sosial oleh Presiden Joko Widodo di beranda Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (22/1). Foto: ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden

jpnn.com, JAKARTA – Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Egi Primayogha menilai Presiden Joko Widodo dan Menteri Sosial Tri Rismaharini sama-sama tak punya etika publik.

Pasalnya, pengangkatan Risma sebagai menteri memiliki problematika lantaran masih menjabat sebagai Wali Kota Surabaya.

Rangkap jabatan juga diakui oleh Risma telah mendapat izin Presiden Jokowi.

“Lewat pengakuan Risma, bisa terlihat inkompetensi dan tidak berpegangnya dua pejabat publik pada prinsip etika publik. Yang pertama adalah Risma sendiri, kedua adalah Presiden RI Joko Widodo,” kata Egi dalam keterangan yang diterima, Kamis (24/12).

Menurut Egi, pejabat publik semestinya memiliki kemampuan untuk memahami peraturan dan berorientasi kepada kepentingan publik.

Baca Juga  ICW Duga Polisi Belanja Rp 408 Miliar untuk Persiapan Demo Omnibus Law

Apalagi, pejabat itu sekelas presiden dan wali kota dengan prestasi yang disebut-sebut mentereng.

Egi menyebut terdapat dua undang-undang yang dilanggar dengan rangkap jabatannya Risma.

Pertama, UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah. Dalam Pasal 76 huruf h, secara tegas memuat larangan bagi kepala daerah dan wakil kepala daerah untuk melakukan rangkap jabatan sebagai pejabat negara lainnya.

“Kedua, UU Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara. Pasal 23 huruf a UU Kementerian Negara mengatur bahwa menteri dilarang merangkap jabatan pejabat negara lainnya,” ujarnya.

Merujuk pada regulasi lain, yakni Pasal 122 UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, menteri dan wali kota disebut sebagai pejabat negara.

“Ini menunjukkan bahwa baik dalam kapasitasnya sebagai wali kota atau nenteri, posisi Risma bertentangan dengan dua UU tersebut,” kata dia.

Baca Juga  UU ITE Tetap Punya Celah Kepentingan Meski Direvisi, Jokowi Harus Tahu Akar Masalahnya

Menurut Egi, keputusan Presiden Jokowi untuk membiarkan pejabat publik rangkap jabatan juga jelas bermasalah.

Perintah undang-undang tidak bisa dikesampingkan oleh izin presiden, apalagi hanya sebatas izin secara lisan.

“Pengangkatan Risma sebagai menteri tanpa menanggalkan posisi wali kota bisa dinilai cacat hukum,” tegas dia.

Fenomena rangkap jabatan bukan hanya terjadi pada saat pemilihan menteri baru.

Sebelumnya, Ombudsman telah menemukan praktik serupa di tubuh BUMN.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat diperkenalkan sebagai Menteri Sosial oleh Presiden Joko Widodo di beranda Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (22/1). Foto: ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden

Namun, Jokowi bergeming. Bahkan kondisi tersebut dinormalisasi oleh mantan Wali Kota Solo tersebut.

“Penting untuk ditekankan, menormalisasi praktik rangkap jabatan sama dengan menormalisasi sesuatu yang dapat berujung pada perilaku koruptif. Sebab, rangkap jabatan dapat berpotensi menimbulkan konflik kepentingan saat merumuskan sebuah kebijakan,” ujar Egi.

Baca Juga  Singgung Jokowi Tiga Periode, Rizal Ramli: Kinerja Payah Malah Mau Tambah

Dia melanjutkan, izin rangkap jabatan yang diberikan Presiden Jokowi kepada Risma makin menunjukkan praktik permisif terhadap praktik koruptif.

Terlebih, keputusan tersebut melanggar UU, dan mengikis nilai etika publik yang hidup di tengah masyarakat.

“Oleh karena itu, ICW mendesak Risma untuk mundur dari salah satu jabatannya. Jika Risma tak segera mengundurkan diri, maka ia tidak layak menduduki posisi pejabat publik apa pun. Perhatian publik juga perlu ditujukan pada Presiden RI yang memberi izin pada Risma untuk rangkap jabatan,” pungkas Egi.

Baca Juga: Din Syamsuddin: Penunjukkan Abdul Mu’ti sebagai Wamendikbud Merendahkan Muhammadiyah

Sumber: jpnn.com

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan