Kategori
Dunia

Bendungan China Rusak Parah Dihantam Banjir, Bisa Runtuh Kapan Saja

IDTODAY NEWS – Tentara China memperingatkan bahwa bendungan yang rusak di wilayah tengah negara itu “bisa runtuh kapan saja”, setelah rusak parah akibat badai yang menewaskan sedikitnya 12 orang dan membuat kawasan itu terhenti.

Otoritas cuaca China telah mengeluarkan tingkat peringatan tertinggi untuk provinsi Henan tengah.

Hujan lebat menyebabkan gangguan yang meluas, dan mengevakuasi penduduk dari jalan-jalan yang banjir di China tengah.

Pada Selasa malam (20/7/2021), unit regional Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) memperingatkan bahwa hujan deras yang tak kunjung berhenti telah menyebabkan jebolnya bendungan Yihetan di Luoyang – sebuah kota berpenduduk sekitar tujuh juta orang – dengan risiko “dapat runtuh kapan saja.”

Komando Pusat PLA mengatakan telah mengirim tentara untuk melakukan tanggap darurat termasuk peledakan untuk mengalihkan banjir.

“Pada 20 Juli, terjadi retakan sepanjang 20 meter di bendungan Yihetan …. bantaran sungai rusak parah dan bendungan itu bisa runtuh kapan saja,” kata PLA dalam pernyataan itu melansir CNA.

Banjir di China biasa terjadi selama musim hujan. Cuaca ekstrem menyebabkan kekacauan tahunan dan menghanyutkan jalan, tanaman, dan rumah.

Tetapi ancaman itu telah memburuk selama beberapa dekade.

Sebagian penyebabnya karena pembangunan bendungan dan tanggul yang meluas, memutuskan hubungan antara sungai dan danau yang berdekatan.

Pembangunan itu diduga mengganggu dataran banjir yang telah membantu penyerapan air sepanjang musim panas.

Di kota terdekat Zhengzhou, setidaknya satu orang tewas dan dua lainnya hilang sejak hujan lebat mulai mengguyur kota itu, menurut People’s Daily yang dikelola pemerintah.

Dilaporkan juga sejumlah rumah telah runtuh.

Media lokal melaporkan bahwa dua orang tewas ketika tembok runtuh di distrik lain di kota itu.

Menurut otoritas cuaca, curah hujan mencapai level tertinggi yang tercatat sejak pencatatan dimulai enam puluh tahun lalu. Hanya dalam tiga hari, kota itu sudah mengalami curah hujan rata-rata setahun.

Pihak berwenang menutup sistem kereta bawah tanah Zhengzhou yang kebanjiran dan membatalkan ratusan penerbangan.

Video yang belum diverifikasi di media sosial menunjukkan penumpang di gerbong kereta bawah tanah yang banjir di Zhengzhou. Mereka berpegangan pada pegangan saat air di dalamnya melonjak setinggi bahu, dengan beberapa berdiri di kursi.

Air terlihat memancar melalui platform bawah tanah yang kosong dalam rekaman media pemerintah, CCTV.

Di akun Weibo resminya, dinas pemadam kebakaran membagikan laporan bahwa penumpang diselamatkan dari kereta yang terhenti, tetapi tidak mengunggah pernyataannya sendiri.

Salah satu akun penumpang mengatakan petugas pemadam kebakaran dan penyelamat telah membuka lubang di atap gerbongnya dan mengevakuasi penumpang satu per satu.

Rekaman lain menunjukkan seorang pria duduk di atas mobilnya yang setengah terendam di sebuah underpass.

Lebih dari 10.000 orang telah dievakuasi pada Selasa sore (20/7/2021), kata pemerintah provinsi.

Pemerintah lokal memperingatkan bahwa 16 waduk telah melihat air naik ke tingkat yang berbahaya, karena hujan merusak ribuan hektar tanaman dan menyebabkan kerusakan sekitar 11 juta dollar AS (Rp 159,7 miliar).

Sumber: kompas.com

Kategori
Politik

Mantan Gubernur DKI Jakarta Bang Yos: Banjir Dimana-mana Kenapa yang ‘Digebukin Anies’?

IDTODAY NEWS – Mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso angkat bicara terkait polemik banjir di Ibu Kota DKI Jakarta.

Sutiyoso atau akrab disapa Bang Yos menilai, banjir telah terjadi di berbagai daerah di Indonesia, namun masyarakat dan beberapa pihak terlalu asyik menyerang Anies Baswedan.

Bahkan, menurut Bang Yos, Ibu Kota Jakarta tempat berkumpulnya banyak politisi yang menyebabkan banyak aktifitas politik didalamnya.

Hal tersebut disampaikan oleh Bang Yos dalam sesi wawancara pada acara Mata Najwa yang diunggah pada kanal Youtube Najwa Shihab yang diunggah pada 25 Februari 2021.

“Banjir kan dimana-mana,” ujar Bang Yos sebagaimana yang dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari kanal Yotube Najwa Shihab yang diunggah pada 25 Februari 2021.

“Di Jakarta dan disekitarnya di bandung di Semarang, di Kalimantan, pemerintah pusat mengatakan ada cuaca ekstrem di republik ini, tapi yang digebukin Anies, kenapa ya? gue heran juga,” ucap Bang Yos.

Baca Juga: PSI Mau Interpelasi Anies, Gerindra: Apakah Nyinyir Selesaikan Urusan DKI?

Pada kesempatan itu, Najwa Shihab mempertanyakan mengapa bisa terjadi seperti itu.

“Kenapa bang Yos kira-kira, menurut anda jadi kalau di Ibu Kota politisasinya lebih kencang karena aktor politiknya,” tanya Najwa Shihab.

Bang Yos menjelaskan bahwa hampir seluruh politisi menjadi penduduk Republik Indonesia.

“Nah, iya pastilah kita jadi ibu Kota Negara ini penduduknya dari tukang batu sampai RI 1jadi penduduk Jakarta, ditengahnya ini Ketua Partai, Ketua MPR, Ketua DPR, anggota Dewan tingkat satu sampai tingkat pusat,” tutur Bang Yos.

Namun, yang cukup menarik, Bang Yos akan merasa cemburu jika Gubernur sekarang tidak ‘digebukin’ karena dirinya pun pernah mengalami hal yang sama.

“Jadi kalau Anies dan A Riza tidak digebukin ya gue ini cemburu kenapa waktu gue digebukin terus kenapa Gubernur sekarang tidak, gitu,” tandas Bang Yos.

Bahkan, Bang Yos mengatakan, hikmah dari sering ‘digebukin’ adalah semakin dikenal banyak orang.

“Tapi hikmahnya Anies ada kita semakin kesohor kalau sekaring digebukin,” tutur Bang Yos.

Baca Juga: Pemerintah Bolehkan Industri Miras, Anwar Abbas Prihatin

Sumber: pikiran-rakyat.com

Kategori
Politik

Ujang Komarudin: Kepala Daerah Terjebak Pencitraan Bantuan Korban Banjir

IDTODAY NEWS – Banjir yang melanda sejumlah daerah di Jawa Barat sejatinya bukan hal yang asing. Seperti di Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Subang, Kota Bekasi, dan Kabupaten Sumedang nyaris setiap tahun jadi wilayah yang terdampak banjir akibat intensitas hujan yang sangat tinggi.

Sehingga, seharusnya para Kepala Daerah sudah punya road map penanggulangan bencana, khususnya terkait penanganan banjir yang kerap melanda.

“Kepala daerah harusnya punya perencanaan penanganan banjir yang nyata dan komprehensif. Harusnya ada road map pengendalian banjir. Agar banjir tak datang berulang setiap tahun,” kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin, kepada Kantor Berita RMOLJabar, Kamis (25/2).

Baca Juga: Kerumunan Jokowi di NTT, Demokrat: Presiden Menguji Kapolri, Mantan Ajudannya

Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia itu meminta Kepala Daerah untuk tidak selalu menyalahkan kondisi cuaca yang setiap tahun terjadi.

Akan tetapi harus berpikir bagaimana membuat berbagai kebijakan dalam rangka mencegah terjadinya bencana banjir. Misalnya kebijakan tata ruang atau pembangunan yang lebih mementingkan lingkungan.

Jangan sampai, lanjut dia, bencana banjir ini hanya dijadikan alat oleh para kepala daerah untuk meningkatkan pencitraan di mata masyarakat. Karena rakyat butuh kebijakan yang konkret, bukan hanya bantuan yang kerap disalurkan saat bencana tiba.

“Saat ini para kepala daerah terjebak pada industri pencitraan dan mengkapitalisasi banjir untuk kepentingan dirinya masing-masing. Rakyat butuh solusi. Tak boleh juga kepala daerah dan wakil rakyat di daerah hanya mengandalkan memberi bantuan ketika banjir. Itu bukan solusi. Tapi itu bantuan praktis,” tegasnya.

Di samping itu, Ujang juga meminta kepada masyarakat untuk lebih posesif terhadap calon kepala daerah di setiap perhelatan Pilkada. Ujilah para kandidat seberapa jauh pengetahuannya terhadap penanganan bencana.

Jangan sampai, setiap Pilkada hanya kemiskinan, lapangan pekerjaan, ataupun pengangguran yang hanya dijadikan sebagai visi misi mereka. Akan tetapi soal kebencanaan juga yang harus dimiliki oleh para kandidat.

“Ya harusnya siapkan konsepnya untuk pencegahan. Agar banjir tak menerjang rakyat Jabar,” pungkasnya.

Baca Juga: SBY Tak Ingin seperti Amien Rais yang Ditendang dari PAN

Sumber: rmol.id

Kategori
Peristiwa

PKS: Program Penanganan Banjir Jakarta Bukan Bikinan Malaikat, Wajar Masih Kurang

IDTODAY NEWS – Penanganan dan pengendalian banjir di Jakarta dinilai sudah dijalankan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan baik.

Menurut anggota DPRD DKI Jakarta, Muhammad Taufik Zoelkifli, program seperti pengerukan waduk dan sungai, pembersihan gorong-gorong, pembuatan sumur resapan air, penambahan pompa air, naturalisasi serta normalisasi sudah dilaksanakan pada tahun 2020.

“Tentu saja ada kekurangan di sana-sini. Namanya juga program buatan manusia, bukan malaikat. Tapi hasil tidak mengkhianati proses,” ujar Muhammad Taufik saat berbincang dengan Kantor Berita RMOLJakarta, Rabu (24/2).

Baca Juga: Ketua DPD LaNyalla Berharap BSI Beri Kemudahan Pembiayaan

Sebagai politisi yang turut terdampak banjir, ia menilai pekerjaan Pemprov DKI setahun belakangan dalam menanggulangi banjir cukup terasa. Pada tahun lalu, kediamannya yang berada di kawasan Pulomas, Jakarta Timur kebanjiran. Namun tahun ini aman dari banjir walaupun diguyur hujan deras.

Meski begitu, politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu tak memungkiri di tempat lain masih ada yang terendam banjir seperti tahun lalu.

“Tapi dari data statistik sebenarnya banjir Jakarta sudah menurun signifikan dibanding tahun lalu,” jelasnya.

“Masih banyak yang harus diperbaiki, tapi kita tetap harus mengapresiasi pekerjaan teman-teman di Pemda bersama warganya dan para tokoh masyarakat/ tokoh agama yang terus menerus berperan positif bagi kebaikan Jakarta,” tutupnya.

Baca Juga: Soal Nasib Jhoni Allen Marbun, Demokrat: Loyalis AHY Minta Pengkhinat Partai Segera Dipecat

Sumber: rmol.id

Kategori
Peristiwa

Kudus Jateng Selama Tiga Pekan Banjir, Ganjar Tak Dibully, Kok Beda Sama Anies?

IDTODAY NEWS – Selama tiga pekan terakhir banjir melanda Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Sayangnya Gubernur Ganjar Pranowo tak dibully netizen. Beda sama Gubernur Anies Baswedan. Kok bisa?

Terkait banjir selama tiga pekan di Kudus ini, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, hanya menyebut wilayah Kudus seperti mangkok. Lantas solusinya gimana?

“Kalau Kudus itu memang bentuknya kayak mangkok, maka satu-satunya harus ada engineering,” kata Ganjar kepada wartawan saat meninjau pelaksanaan vaksinasi gelombang kedua di Kabupaten Pati, Selasa (23/2/2021).

Gubernur Ganjar menilai jika masyarakat yang tinggal di wilayah rawan banjir berkenan untuk pindah, akan cukup menjadi solusi. Namun, menurutnya hal itu bukan solusi yang tepat.

Ganjar menyarankan agar ada sumur resapan yang ada di wilayah-wilayah rawan banjir di Kudus. Selain itu, area tangkapan air juga perlu disiapkan.

“Kalau masyarakatnya nggak mau pindah, tetap di situ, maka dia punya potensi. Kalau dia punya potensi banjir maka mesti disiapkan mulai dari sumur resapan terus kemudian area tangkapan airnya,” jelas Gubernur Ganjar.

“Terus kemudian kalau perlu dibuat reservoir-reservoir agar dapat dilakukan pemompaan. Kemarin pak Bupati Kudus sudah ngobrol dengan saya, akan dilakukan,” jelasnya.

Baca Juga: Puan Maharani: Ketersediaan Vaksin Covid-19 Harus Diimbangi dengan Distribusi yang Merata

Selain Kudus, Ganjar menyebut, sejumlah wilayah yang memiliki kondisi serupa yakni Kabupaten Demak, Kota Semarang, Kabupaten Pekalongan dan Kota Pekalongan.

“Kita minta bantuan dari teman-teman bupati, wali kota agar memperketat tata ruang, terutama daerah-daerah yang punya potensi tenggelam,” katanya.

“Demak sama Semarang itu di Sayung, Pekalongan itu ada kabupaten dan kota. Ini dua yang menurut saya yang penting,” katanya lagi.

Sementara itu, BPBD Kabupaten Kudus menginformasikan berdasarkan laporan Senin (22/2/2021) hingga pukul 11.00 WIB, Jalan alternatif Kudus-Pati, di wilayah Desa Bulung Cangkring, Kecamatan Jekulo, genangan setinggi 20 cm terpantau sepanjang 100 m.

“Ketinggian serupa teridentifikasi di Jalan Kudus-Purwodadi dan jalan masuk Desa Karangrowo. Sedangkan di terminal Kudus, tinggi muka air sekitar 50 cm,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati melalui keterangan tertulis, Senin (22/2/2021).

Banjir tersebut dipicu oleh hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi. Di samping itu, debit air juga berasal dari air kiriman dari Sungai Piji serta debit air yang tidak tertampung di beberapa sungai.

Kejadian ini terjadi sejak Kamis lalu (4/2), pukul 21.00 WIB. Saat banjir berlangsung, ketinggian muka air mencapai 100 cm.

“Warga yang masih mengungsi sebanyak 171 KK atau 513 jiwa,” ucap Raditya.

Warga menempati beberapa pos pengungsian seperti d SD 2 Payaman, Aula Balai Desa Karangrowo, Aula Balai Desa Jati Wetan, Klenteng dan Gereja Tanjung Karang serta Aula Gedung PKK Desa Jetis Kapuan.

Banjir mengakibatkan 2.760 rumah dan 1.279,5 hektar sawah terendam. Sejumlah desa terdampak berada di Kecamataan Undaan, Jati, Kaliwungu dan Mejobo.

Berdasarkan analisis InaRISK, Kabupaten Kudus memiliki 9 kecamatan yang berada pada bahaya banjir dengan kategori sedang hingga tinggi.

Baca Juga: Melihat Grha Megawati Rp 90 M di Dekat Terminal Ir Soekarno Rp 60 M

Sumber: pojoksatu.id

Kategori
Politik

Giring Kritik Anies, Netizen: Jateng Banjir Seminggu Politikus PSI pada Mingkem

IDTODAY NEWS – Plt Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Giring Ganesha menyoroti banjir yang melanda Jakarta dalam sepekan terakhir. Giring juga mengkritik kinerja Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang dianggapnya tidak mampu mengatasi banjir.

Tulisan Giring itu pun viral di media sosial dan ramai dibahas warganet. Lebih dari 2.500 warganet bahas nama vokalis band Nidji itu.

Akun @sandah_hesti meminta Giring tidak menyalahkan pemimpin daerah yang mengalami banjir. Sebab, pimpinan dan yang bertanggung jawab cuma satu, sementara yang merusak banyak “#giring, jgn salahin pemimpinnya, lah orang”nya sadar buang sampah kemana kagak?

Baca Juga: Romo Benny: Banjir Jakarta Harusnya Bisa Diprediksi Dan Diantisipasi

Letak geografisnya, stuktur tanah skrang di jakarta gimna, penyerapan airnya, dll,. Yang mimpin 1, yang bertanggung jawab 1, yang ngerusak banyak,” tulis @sandah_hesti dikutip Selasa (23/2/2021).

Akun lainnya, @KangUsep77 meminta Giring belajar terlebih dahulu letak Geografis Jakarta sebelum berkomentar.

“Mas Bro Giring, belajar dulu letak geografis Jakarta beserta RUTR nya, baru komentar. Anda mengelola partai kecil Anda sendiri aja belum mampu apalagi Jakarta yg besar. Ingat Mas Bro, masyarakat Jakarta adalah masyarakat urban,” ujarnya.

Sementara, akun @KangUsep77 menyatakan bahwa kritik Giring sangat subjektif. Sebab, banyak daerah lain yang mengalami banjir tetapi tidak disoroti oleh PSI.

“lah si giring yg ngertiin subyektif kali, Pasha mengkritik si giring karena si giring bilang pak anis ngak ngapa2in dlm menangani banjir!! tuh DKI kena banjir dalam waktu ngak sampai 2 hari dah surut di wilayah2 lain berhari2 kaga surut2 di jateng sampai lbh seminggu psi mingkem,” ungkapnya.

Baca Juga: Romo Benny: Banjir Jakarta Harusnya Bisa Diprediksi Dan Diantisipasi

Sumber: okezone.com

Kategori
Politik

Romo Benny: Banjir Jakarta Harusnya Bisa Diprediksi Dan Diantisipasi

IDTODAY NEWS – Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo ikut menanggapi musibah banjir di Jakarta. Menurut Benny, seharusnya para pemangku kepentingan bisa memprediksi dan menyiapkan solusi untuk mengatasi masalah banjir di Ibu Kota

Pria yang akrab disapa Romo Benny ini menerangkan, banjir merupakan fenomena alamiah yang bisa diprediksi. “Kita harus mempersiapkan dan memantau dengan kemajuan teknologi untuk mampu membuat kebijakan yang kuat dan terukur untuk mengatasi masalah banjir ini,” tegasnya, Minggu (21/2).

Selain itu, Benny melihat tidak ada kelanjutan program yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam mengatasi banjir di Ibu Kota. Seharusnya, program-program Gubernur DKI sebelumnya yang sudah bagus dilaksanakan dan dikembangkan lagi.

“Seperti zaman Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) dulu ada pengerukan, pembersihan drainase dengan pasukan kuning atau pasukan oranye. Sehingga ketika curah hujan melebihi kapasitas, air bisa mengalir. Nah, ini harus dilanjutkan dan dikembangkan lagi kebijakannya dan serius mengatasinya,” jelas Benny.

Benny menambahkan, saat banjir datang, kita jangan menyalahkan alam. Benny menerangkan, Tuhan memberikan kemampuan manusia dalam memprediksi dan cara untuk mengatasi suatu masalah.

Baca Juga: Syafruddin Azhar: Apakah Presiden Jokowi Tidak Peduli Keselamatan Rakyat?

Menurutnya, masalah banjir di Jakarta tidak bisa diselesaikan dengan cara-cara sektoral. Tapi, penyelesaiannya harus menyeluruh. Mulai dari pembersihan drainase sampai dengan pembangunan bendungan.

“Penataan Kota Jakarta harus menyeluruh, tidak parsial serta tidak politis. Apa sesuatu yang baik seharusnya diteruskan seperti bendungan dan pengerukan. Dilanjutkan, dikembangkan, diperbaiki,” tambah Benny.

Benny menekankan, banjir disebabkan oleh perilaku manusia yang serakah dan koruptif dalam membuat kebijakan. Wilayah yang seharusnya menjadi resapan malah dibangun dan dijadikan bisnis.

Jika manusia ingin mengembalikan keadaban alam, lanjutnya, harus ramah dengan lingkungan. Caranya, dengan memelihara, menjaga, dan melestarikan.

Benny menekankan, penting bagi Jakarta membuat master plan yang tepat. “Yang harus ditata dengan benar yang mampu memberikan keadaban bagi lingkungan,” pesannya.

Hal penting lainnya adalah membiasakan tidak buang sampah sembarangan, memilah sampah, membangun eksistensi kebersihan, serta menghidupkan kembali kerja bakti membersihkan lingkungan. “Siapa yang mencintai alam semesta, dia mencintai sesamanya. Tetapi, siapa yang menghancurkan alam semesta, dia menghancurkan kemanusiaan,” tutup Benny.

Baca Juga: Hujan Lebat, Kompleks Kantor Gubernur Jateng Kebanjiran

Sumber: rm.id