Kategori
Politik

PN Jakpus Putuskan Tunda Pemilu, Irwan Fecho: Bisa Jadi Test the Water

IDTODAY NEWS – Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus) mengabulkan gugatan Partai Prima dan memerintahkan KPU menunda Pemilu 2024 menuai polemik di tengah masyarakat.

Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR RI, Irwan Fecho, bahkan menilai keputusan majelis hakim PN Jakpus itu untuk menghidupkan kembali para pendukung penundaan Pemilu.

“Bisa jadi ini upaya test the water (tes ombak), untuk menghidupkan terus upaya penundaan Pemilu, sebagai bagian dari isu perpanjangan masa jabatan presiden,” kata Irwan kepada wartawan, Jumat (3/3).

Menurutnya, ada kekuatan besar yang mengorkestrasi upaya-upaya perpanjangan masa jabatan presiden, di semua sektor, termasuk penegakan hukum.

Sebab itu dia meminta masyarakat terus mengawal ketat adanya upaya terselubung pihak-pihak tertentu.

“Rakyat harus segera tau dan menghentikannya. Tidak mungkin dari menteri, pengamat politik, organisasi pemuda, pengusaha, aparat desa, sampai dengan hakim, berani bermain-main di isu ini, jika tidak ada orkestrasi,” tegasnya.

Pihaknya mengaku miris dengan keputusan majelis hakim PN Jakpus itu, sekaligus menandakan demokrasi di Indonesia makin terpuruk.

“Demokrasi dan konstitusi kita makin dipinggir jurang. Rakyat harus bersatu, siaga dan waspada,” tutupnya.

Sumber: rmol

Kategori
Politik

Pidato Ketua MPR dan Ketua DPD Sangat Mengecewakan, Demokrat: Mirip Juru Bicara Istana

IDTODAY NEWS – Politikus Partai Demokrat Irwan Fecho menilai pidato yang disampaikan Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo dan Ketua DPD RI, La Nyalla Mahmud Mattaliti dalam Sidang Tahunan MPR sangat mengecewakan.

Pasalnya, Bamsoet maupun La Nyalla tidak mengungkap kondisi negara yang sebenarnya. Irwan menyebut keduanya seolah menjadi juru bicara Istana dalam kesempatan tersebut.

“Pidato Ketua MPR RI & Ketua DPD RI sangat mengecewakan! Pidato keduanya nampak menjadikan lembaga negara MPR, DPR dan DPD menjadi mirip juru bicara Istana,” cuitnya di akun Twitter @irwan_fecho, Senin (16/8).

“Ketua MPR RI dan Ketua DPD RI tidak berani jujur meyampaikan kondisi riil rakyat Indonesia saat ini di depan Presiden,” tegasnya.

Irwan mengatakan Bamsoet dan La Nyalla seharusnya bisa bersikap jujur mengenai penanganan virus corona yang bermasalah. Keduanya, lanjut dia, tak mesti menutupi kegagalan pemerintah dalam menanggulangi dampak Covid-19.

“Sebagai bangsa yang besar kita harusnya jujur atas ketidak siapan kita dan kegagalan pemerintah dalam menghadapi pandemi covid-19 ini sehingga dampaknya terjadi di berbagai sektor (multisektor), bukan hanya krisis kesehatan, krisis ekonomi tapi juga krisis kemanusiaan,” tuntasnya.

Seperti diketahui, Ketua DPD RI La Nyalla Mahmud Mattaliti tak sepakat jika negara disebut gagal menangani pandemi Covid-19. Menurutnya, kerja pemerintah harus diapresiasi karena terus menjaga keseimbangan sektor kesehatan dan ekonomi.

“Kami tidak setuju dengan pendapat yang mengatakan bahwa negara telah gagal dalam menangani pandemi ini. Bahwa ada kekurangan, memang harus diakui,” kata La Nyalla dalam Sidang Tahunan MPR dan sidang bersama DPR dan DPD di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (16/8).

Dalam kesempatan yang sama, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo optimis pandemi Covid-19 bisa dihadapi dengan kekuatan kebersamaan.

“Sudah sepatutnya kita bangga memiliki keIndonesiaan, memiliki pondasi nilai-nilai moral dan jati diri bangsa yang kokoh,” kata Bamsoet.

Sumber: terkini.id

Kategori
Politik

Sindir Jokowi, Wasekjen Demokrat: Jangan Terus-terusan Membuat Kerumunan di Tengah PPKM

IDTODAY NEWS – Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat, Irwan Fecho mengkritik pembagian sembako oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menimbulkan kerumunan di Terminal Grogol, Jakarta Barat.

Irwan Fecho menyindir bahwa Jokowi sebagai presiden seharusnya memberikan keteladanan dan tak terus-menerus menimbulkan kerumunan.

“Pak Jokowi harusnya mengisi ruang PPKM yang kosong dengan semangat dan keteladanan,” katanya pada Selasa, 10 Agustus 2021, dilansir dari Detik News.

Irwan mengingatkan bahwa jika semangat PPKM adalah membatasi mobilitas masyarakat, maka Jokowi harus bisa mendukung hal itu terwujud.

Oleh sebab itu, ia meminta Jokowi untuk menunda kegiatan seremonial membagi-bagikan sembako.

Terlebih, lanjut Irwan, saat ini sudah ada program bantuan sosial (bansos) dari Kementeriabln Sosial (Kemensos).

“Saya kira cukup staf Pak Jokowi lah yang atur itu. Jangan malah Pak Jokowi terus-terusan membuat kerumunan di tengah PPKM,” ujarnya.

Irwan juga mengingatkan bahwa di samping makanan dan obat-obatan, masyarakat juga membutuhkan teladan.

Ketedanan itu, kata Irwan, merupakan hal yang langka di tengah pandemi yang belum jelas kapan bisa diatasi oleh pemerintah ini.

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengunjungi Terminal Grogol di Jl Kiyai Tapa, Jakarta Barat pada Selasa sore, 10 Agustus 2021.

Dilaporkan Detik News, Jokowi tidak turun dari mobil dan hanya menurunkan kaca mobilnya sambil melambaikan tangan.

Selepas Jokowi meninggalkan lokasi, terpantau sejumlah warga antre untuk pembagian sembako. Bahkan, mereka nampak berdesakan hingga berdorongan di dalam antrean.

Sumber: terkini.id

Kategori
Politik

Politisi Demokrat Geram ke Presiden Jokowi, “Keselamatan Rakyat Sendiri Digadaikan Demi TKA”

IDTODAY NEWS – Wasekjen Demokrat Irwan Fecho merasa geram kepada Presiden Jokowi karena tidak tegas melarang masuknya 34 TKA China ke Indonesia saat PPKM Darurat Level 4.

“Ini sangat miris, keselamatan rakyat sendiri digadaikan demi TKA,” kata Irwan saat dihubungi di Jakarta, Senin (9/8/2021).

Anak buah Agus Harimurti Yudhoyono itu pun mengaku bingung kepada pemerintah karena sampai sekarang tidak menutup akses penerbangan Bandara Internasional.

Padahal, lanjut Irwan pemerintah mengetahui bahwa masuknya varian baru Covid-19 itu dari luar Indonesia dengan kata lain dizinkanya masuk pendatang dari luar negeri.

“Mereka semua tau varian baru datangnya dari luar sana, tapi pemerintah masih saja membuka penerbangan internasional ini, kita tidak tau apa alasannya,” ucap Irwan.

Menurutnya pemerintah tidak mempunyai perasaan ditengah kehidupan rakyat sendiri dibatasi tanpa jaminan kebutuhan hidup selama pembatasan.

“Lalu di depan mata TKA China bebas keluar masuk Tanah Air,” tandas Irwan.

Sebelumnya, Direktorat Jenderal Imigrasi menyatakan 34 tenaga kerja asing (TKA) asal Tiongkok yang tiba di Indonesia melalui Bandara Internasional Soekarno Hatta pada Sabtu (7/8) telah mengantongi Izin Tinggal Terbatas (ITAS).

34 TKA asal China tersebut telah dinyatakan lolos dalam pemeriksaan tes kesehatan yang dilakukan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP).

Demikian disampaikan Kepala Bagian Humas dan Umum DItjen Penanganan Covid-19 Imigrasi Arya Pradhana Anggakara kepada wartawan, Minggu (8/8).

“Mereka telah lolos pemeriksaan kesehatan oleh KKP Soetta, lalu diberi rekomendasi untuk diizinkan masuk Indonesia,” ujarnya.

Angga menjelaskan, 34 TKA tersebut mendarat di Bandara Soekarno Hatta menggunakan pesawat Citilink dengan kode QG8815.

Pesawat tersebut mengangkut 37 penumpang dengan tiga penumpang di antaranya merupakan WNI. Selain itu, pesawat juga membawa 19 orang awak alat angkut.

Pihak imigrasi lantas memeriksa 34 TKA tersebut dan mendapati bahwa mereka mengantongi ITAS.

“Sehingga masuk dalam kategori orang asing yang diizinkan masuk sesuai Peraturan Menkumham 27 Tahun 2021,” ujar Angga.

Angga menambahian bahwa melalui Peraturan Menkumham nomor 27 Tahun 2021 pemerintah telah memperluas lapangan akses masuk bagi warga negara asing (WNA) selama masa PPKM.

Sumber: pojoksatu.id

Kategori
Politik

Di Mata Kader Demokrat, SBY Pemimpin Bijak Menghadapi Masalah Kepemimpinannya

IDTODAY NEWS – Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merupakan seorang pemimpin yang berkharisma dan bijak dalam menyikapi kompleksitas persoalan yang terjadi di tanah air.

Sehingga, dalam setiap keputusan diambil saat ia menjadi orang nomor satu di Indonesia, selalu berdasarkan pada pertimbangan yang matang dan bernas.

Begitu disampaikan Politikus Demokrat Irwan Fecho dalam postingan akun Twitter pribadinya @irwan_fecho dengan menautkan video SBY dalam unggahannya tersebut, pada Minggu (1/8).

“Bapak SBY adalah seorang pemimpin yang mempunyai karisma intelektual, meritokrasi dan kapasitas kepemimpinan yang bijak dan bernas dalam menghadapi kompleksitas sistem atau masalah yang dihadapi pada masa-masa kepemimpinannya,” kata Irwan Fecho.

Menurut Wasekjen Partai Demokrat ini, pernyataan soal kepemimpinan SBY itu bukan isapan jempol atau lip service belaka.

Sebab, kata dia, bukti itu sudah dirasakan masyarakat Indonesia.

“Telah terbukti dan teruji,” pungkasnya.

Dalam cuitan Irwan tersebut, SBY menyatakan bahwa ia selaku pemimpin akan bertanggungjawab atas apa yang diputuskan. Terutama masalah kebijakan pemerintah kepada rakyatnya.

“Kebijakan yang saya tetapkan ini. Selalu ada risiko. Dan risiko itu selalu diambil oleh pemimpin paling tinggi. Saya. Menteri boleh menyarankan, Wapres boleh memberikan pertimbangan, tetapi sayalah yang mengambil risiko mempertanggungjawabkan segalanya,” kata SBY saat masih jadi presiden dalam video tersebut.

Sumber: rmol.id

Kategori
Politik

SBY Dituding Dalang Demo Jokowi End Game, Irwan Fecho: Tak Ada Pilihan Lain, Demokrat Kambing Hitam Tutup Kegagalan Mereka

IDTODAY NEWS – Media sosial diramaikan beredarnya poster yang menggambarkan Partai Demokrat jadi dalang penggerak demo ‘Jokowi End Game’.

Demo itu sendiri beredar sejak akhir pekan lalu dan direncanakan digelar di Istana Negara pada Sabtu (24/7).

Poster tersebut disebarkan dengan mencatut logo perusahaan aplikator ojek online.

Namun nyatanya, tak ada demo sama sekali yang terjadi.

Wakil Sekjen Partai Demokrat Irwan Fecho menilai, poster-poster yang menuduh Partai Demokrat itu merupaka bagian dari upaya mencari kambing hitam.

Yang dimaksud anak buah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) adalah poster bertuliskan ‘Demokrat Bang*** Penggerak Demo. Jangan biarkan perusak bangsa menginjak bumi pertiwi’.

Poster tersebut juga memampang wajah mantan Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Selain itu, juga terpampang wajah Kepala Badan Pemenangan Pemilu Demokrat Andi Arief dan politisi Demokrat Rachland Nashidik.

Irwan menilai, poster tersebut menunjukkan kesadaran dari lingkaran penguasa bahwa mereka sedang berada di ujung.

Alasannya jelas. Yakni karena gagal menangani pandemi Covid-19.

“Mereka meyadari bahwa sejatinya kekuasaan dalam genggaman sekarang di ujung tanduk keruntuhan. Di tengah kegagalan rezim tangani pandemi Covid-19 dan juga PEN,” ujarnya, melaui akun Twitternya, Sabtu (24/7).

Karena itu, sambungnya, mereka membutuhkan kambing hitam untuk menutupi kegagalan tersebut.

Salah satunya, yakni dengan mendiskreditkan partai berlambang bintang mercy itu.

“Tidak ada pilihan, Demokrat harus jadi kambing hitam kegagalan mereka. Maka produksi hoax menjadi pilihan seperti ini. Serentak dan dibiarkan,” tegasnya.

Sebar Sendiri, Gembosi Sendiri

Sementara, Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Demokrat, Rachland Nashidik membantah isu yang menyebutkan SBY dalang demo Jokowi and Game.

“Bikin isyu demo sendiri. Gembosin sendiri. Tebar fitnah kanan kiri, diskreditkan mahasiswa dan oposisi. Cara basi menutupi inkompetensi. Jalan pintas membela kebijakan tanpa empati,” kata Rachland melalui akun Twitter pribadinya, @RachlanNashidik, Sabtu (24/7).

“Untung terbangun. Rupanya saya cuma mimpi di siang tadi. Indonesia, jauhilah mimpi buruk itu!,” sambungnya.

Poster dan meme yang menuduh Demokrat dan SBY sebagai dalang demo Jokowi And Game ibarat pisau bermata dua.

Rachland membagikan meme bergambar SBY, Rachland dan Andi Arief. Ketiga petinggi Partai Demokrat itu disebut penggerak demo, sehingga harus ditangkap.

“Kalau massa berhasil dihasut, meme beginian jadi fitnah untuk nyuruh tangkap,” kata Rachland.

“Kalau gagal, ada alasan bilang demo “sukses” dicegah karena “penggerak” sudah dibongkar,” tambahnya.

“Satu dan dua sama saja: fitnah juga namanya. Tujuan utama: mahasiswa dan oposisi didiskreditkan,” imbuhnya.

Sumber: pojoksatu.id

Kategori
Politik

Irwan Fecho: Mereka Sadar Kekuasaan Di Ujung Tanduk, Sehingga Demokrat Harus Jadi Kambing Hitam

IDTODAY NEWS – Sejumlah sebaran poster yang menggambarkan Partai Demokrat menjadi penggerak demo merupakan bagian dari upaya mencari kambing hitam.

Begitu tegas Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat, Irwan Fecho menanggapi maraknya sebaran poster yang isinya mendiskreditkan partainya.

Poster yang dimaksud berisi tulisan “Demokrat Bang***. Penggerak Demo. Jangan biarkan perusak bangsa menginjak bumi pertiwi”.

Dalam poster ini tertera gambar wajah mantan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Kepala Badan Pemenangan Pemilu Demokrat Andi Arief, dan politisi Demokrat Rachland Nashidik.

Bagi Irwan Fecho, sebaran ini menandakan adanya kesadaran dari lingkaran penguasa bahwa mereka sedang berada di ujung tanduk lantaran gagal menangani pandemi Covid-19.

“Mereka meyadari bahwa sejatinya kekuasaan dalam genggaman sekarang di ujung tanduk keruntuhan. Di tengah kegagalan rezim tangani pandemi Covid-19 dan juga PEN,” ujarnya, Minggu (25/7).

Atas dasar itu, mereka butuh kambing hitam untuk menutupi kegagalan yang dilakukan. Salah satunya adalah dengan mendiskreditkan Partai Demokrat.

“Tidak ada pilihan, Demokrat harus jadi kambing hitam kegagalan mereka. Maka produksi hoax menjadi pilihan seperti ini. Serentak dan dibiarkan,” tegasnya.

Sumber: rmol.id