Kategori
Dunia

Sebut Kota Palestina Harus Dimusnahkan, Menteri Israel Ngaku Salah Ucap

IDTODAY NEWS – Menteri Keuangan sayap kanan Israel Bezalel Smotrich pada Sabtu (4/3) mengaku bahwa pernyataannya awal pekan ini tentang pemusnahan Kota Huwara Palestina salah ucap. Hal ini berdasar laporan sejumlah media.

Surat kabar The Times of Israel melansir Smotrich mengatakan kepada media lokal bahwa diksinya salah, namun maksudnya sangat jelas. “Salah ucap karena terlalu emosi,” kata Smotrich.

Awal pekan ini Amerika Serikat mengecam pernyataan Smotrich, menyebutnya tidak bertanggungjawab, memuakkan, dan menjijikkan.

“Sama seperti kami mengecam hasutan Palestina untuk melakukan kekerasan, kami mengecam pernyataan provokatif ini yang juga menjadi hasutan untuk melakukan kekerasan,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price kepada awak media.

Price mendesak Perdana Menteri Netanyahu dan pejabat senior Israel lainnya agar secara terbuka dan gamblang menolak dan mencabut pernyataan itu.

Sebelumnya, Smotrich mengatakan Huwara harus dimusnahkan oleh Pemerintah Israel usai kekerasan baru-baru ini di wilayah pendudukan Tepi Barat menyusul tewasnya dua warga Israel kakak beradik.

Sumber: jawapos.com

Kategori
Politik

Warga Kibarkan Bendera Palestina, Teddy: Akibat Framing Palestina Dianggap Memperjuangkan Agama

IDTODAY NEWS – Pegiat media sosial Teddy Gusnaidi menanggapi berita tentang adanya warga Indonesia yang mengibarkan bendera Palestina di tengah seruan pengibaran sang saka bendera merah putih.

Melansir Detikcom, pengibaran bendera Palestina menjelang HUT RI tersebut viral setelah videonya beredar di media sosial.

Diketahui, warga yang melakukan pengibaran bendera Palestina tersebut berlokasi di Beji, Depok.

Adapun Kapolsek Beji Kompol Agus Khaeron menelusuri kebenaran adanya video tersebut pada Rabu, 11 Agustus 2021.

Agus lantas mengatakan bahwa pihaknya telah mendatangi pemilik rumah tersebut dan meminta keterangan pelaku pengibaran bendera Palestina.

“Saya semalam sudah datangi rumahnya. Jadi penjelasan pemilik rumah itu bendera sisa daripada kegiatan solidaritas Palestina,” ucap Agus pada Kamis, 12 Agustus 2021.

Agus juga menjelaskan bahwa menurut pengakuan warga tersebut, ia tidak memiliki niatan apapun dalam pengibaran bendera Palestina sehingga mengundang banyak polemik dari masyarakat.

Warga tersebut mengatakan bahwa bendera itu sudah lama terpasang sebagai bentuk solidaritas kepada warga Palestina.

“Tidak ada niatan, tidak ada niatan. Itu hanya dulu dari solidaritas Palestina. Saya juga nggak mau berpolemik. Sekarang kan kemerdekaan RI, momentumnya biar mengingatkan perjuangan pahlawan, ya pasang bendera (Indonesia),” ujar Agus.

Melihat hal tersebut, Teddy lantas memberikan tanggapannya. Menurutnya pengibaran bendera itu akibat dari framing sebuah negara Palestina sebagai bagian dari agama.

Sehingga, menurut Teddy, mengibarkan bendera Palestina dianggap oleh masyarakat sebagai bentuk memperjuangkan agama.

Hal itu diungkap oleh Teddy melalui akun Twitternya pada Jumat, 13 Agustus 2021.

“Inilah jika Palestina diframing bagian dari agama sehingga memasang bendera Palestina bisa dianggap bagian dari memperjuangkan agama,” cuitnya seperti dikutip oleh terkini.id.

Sumber: terkini.id

Kategori
Dunia

Penjajah ‘Israel’ Mewajibkan Keluarga Palestina ‘Membayar Sewa’ atas Rumah Mereka Sendiri

IDTODAY NEWS – Aktivis sayap kiri ‘Israel’ menentang keputusan pengadilan ‘Israel’ untuk menunda deportasi warga Palestina di lingkungan Sheikh Jarrah dan memaksa mereka untuk membayar sewa.

Mahkamah Agung ‘Israel’ telah menawarkan keluarga Palestina di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur yang diduduki apa yang disebut “status dilindungi” yang mencegah pengusiran paksa di tahun-tahun mendatang tetapi tidak memberi mereka kepemilikan rumah mereka, menurut media local dikutip TRTWorld.

Mahkamah Agung mengadakan sidang pada hari Senin terkait kasus empat keluarga Palestina yang menghadapi pengusiran oleh pemukim haram ‘Israel’ di Yerusalem Timur yang diduduki, sebuah masalah yang memicu konflik pada bulan Mei.

Warga Palestina mengatakan mereka ditawari kesempatan untuk tetap tinggal di properti mereka sendiri di lingkungan Sheikh Jarrah sebagai “penyewa yang dilindungi” yang akan mengakui kepemilikan ‘Israel’ atas rumah dan membayar sewa tahunan simbolis, tetapi mereka menolak.

Selain itu, 70 warga dari empat keluarga terpaksa membayar sewa rumah sendiri kepada perusahaan jika masih ingin tinggal di Sheikh Jarrah. Di bawah rencana pengadilan ‘Israel’, penduduk Palestina di Sheikh Jarrah akan tetap menjadi ‘penyewa yang dilindungi’ dan tidak dapat diusir selama mereka membayar sewa kepada perusahaan-perusahaan Yahudi yang mengklaim tanah itu milik nenek moyang mereka.

Pengadilan rendah ‘Israel’ sebelumnya menyetujui pengusiran keluarga Palestina dari Sheikh Jarrah dengan memutuskan tempat tinggal mereka dibangun di atas tanah yang dimiliki oleh orang Yahudi sebelum ‘Israel’ menjarah wilayah itu tahun 1948.

Namun, warga Palestina keberatan dengan rencana tersebut karena dianggap tidak adil dan terus menuntut hak mereka atas tanah mereka di Sheikh Jarrah. Seorang warga, Muhammad el-Kurd, mengklaim rezim Zionis memberikan tekanan untuk memaksa mereka mencapai kesepakatan.

“Kami terpaksa menyewa jika ingin terus tinggal di Sheikh Jarrah yang saat ini adalah tanah Palestina, tentu saja kami menolak usulan absurd ini,” katanya.

Pengacara yang mewakili semua keluarga Palestina yang terlibat, Sami Irshad, juga menolak klaim ‘Israel’ atas tanah di Sheikh Jarrah dan berharap kesepakatan tentang masalah ini dapat dicapai dalam waktu dekat.

“Tujuan utama dari perjuangan ini adalah untuk memastikan bahwa orang-orang Palestina tidak diusir dari tanah mereka sendiri dan mereka tidak kehilangan rumah mereka,” katanya.

Kasus ini sebelumnya menarik perhatian internasional karena memicu konflik 11 hari antara ‘Israel’ dan pejuang Hamas di Jalur Gaza Mei lalu. Palestina bersikeras tanah di Sheikh Jarrah milik mereka dan dijamin oleh Yordania.

Selain itu, mereka juga melihat kasus saat ini sebagai bagian dari upaya penduduk Yahudi untuk merebut rumah mereka di Yerusalem. Pada tahun 2003, tanah di Sheikh Jarrah diduga dibeli oleh perusahaan Yahudi yang berencana untuk mengembangkan daerah tersebut sebagai pemukiman mereka.*

Sumber: hidayatullah.com

Kategori
Dunia

Israel Buang 80 Ribu Dosis Vaksin Covid-19 ketika Palestina Kesulitan Mendapatkannya

IDTODAY NEWS – Sekitar 80 ribu dosis vaksin Covid-19 Pfizer telah dibuang oleh Israel karena kadaluarsa. Itu terjadi ketika Palestina kekurangan dosis vaksin untuk menyuntik warganya.

Channel 12 melaporkan, total nilai vaksin tersebut mencapai 1,8 juta dolar AS atau setara dengan Rp 26 miliar (Rp 14.500/dolar AS).

Puluhan ribu dosis itu terbuang dengan sia-sia ketika pemerintah panik tidak mencapai kesepakatan menukar dosis dengan negara lain. Bahkan kesepakatan pertukaran vaksin antara Israel dan Palestina telah gagal. Itu lantaran masa kadaluarsa yang terlalu dekat.

Pada Juli, Israel berhasil mencapai kesepakatan untuk menukar 700 ribu dosis vaksin Covid-19 dengan Korea Selatan. Seoul sendiri setuju untuk mengirim jumlah dosis yang sama ke Israel pada musim gugur.

“Negara Israel mengelola stok vaksinnya sambil memperhatikan kedaluwarsa produk,” ujar Kementerian Kesehatan Israel ketika ditanya perihal pembuangan vaksin Covid-19.

Sementara itu, Israel sendiri menjadi yang pertama di dunia yang menawarkan suntikan dosis ketiga atau booster kepada lansia di atas 60 tahun karena kekhawatiran berkurangnya kemanjuran vaksin.

Kampanye suntikan booster secara resmi diluncurkan pada Jumat (30/7), dengan Presiden Israel Isaac Herzog berusia 60 tahun menjadi salah satu yang pertama disuntik. Sekitar 59 persem dari populasi Israel telah divaksinasi sepenuhnya sejauh ini.

Sumber: rmol.id

Kategori
Politik

Meski Lebaran Idul Adha Di Rutan, Habib Rizieq Shihab Gelar Kurban Sapi Di Gaza Palestina

IDTODAY NEWS – Habib Rizieq Shihab (HRS) beserta mantan pengurus FPI akan berqurban di Gaza, Palestina di Hari Raya Qurban 1442 Hijriah.

Hal itu diungkapkan Tim Penasihat Hukum (PH) HRS, Azis Yanuar yang menyampaikan kondisi HRS saat ini yang berada di dalam Rutan Mabes Polri menjelang Hari Raya Idul Adha 1442 Hijriah.

“IB (Imam Besar) HRS dkk di Rutan baik dan sehat wal afiyat. IB-HRS dan jamaah Masjid Rutan ramai-ramai sejak tanggal 1 Dzulhijjah 1442 melaksanakan puasa yang rencananya hingga esok Hari Arafah,” ujar Azis kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (18/7).

Habib Rizieq sekeluarga kata Azis, akan menggelar qurban buat ummat di Pesantren Markaz Syariah Megamendung, Bogor, Jawa Barat.

Selain itu, Habib Rizieq kata Azis, beserta pengurus FPI akan menggelar korban seekor sapi di Gaza, Palestina.

“IB-HRS dkk bertujuh bersama 5 pengurus ex FPI dan Habib Hanif Al-Atas akan gelar korban seekor Sapi di Gaza Palestina bersama hewan korban lain titipan umat Islam Indonesia,” pungkas Azis.

Sumber: rmol.id

Kategori
Dunia

Israel Hancurkan Rumah-rumah Milik Penggembala Palestina Untuk Kelima Kalinya

IDTODAY.CO – Aksi penghancuran bangunan milik Palestina di Tepi Barat oleh Israel kembali terjadi. Kali ini Israel membongkar paksa sebuah dewa yang tinggali komunitas penggembala di Khirbet Humsu.

Menurut Konsorsium Perlindungan Tepi Barat, tindakan Israel pada Rabu (7/7) itu membuat setidaknya 65 orang, termasuk 35 anak-anak harus mengungsi.

Christopher Holt dari konsorsium yang didukung Uni Eropa itu mengatakan tentara Israel tiba pada pukul 9 pagi tanpa peringatan sebelumnya. Mereka memaksa penduduk untuk pindah, dan ketika penduduk menolak, mereka mulai menghancurkan rumah-rumah dengan paksa.

“Ini eskalasi yang sangat serius,” ujar Holt yang berada di daerah itu.

Dikutip The Globe and Mail, itu merupakan kelima kalinya dalam satu tahun terakhir Israel melakukan pembongkaran rumah di desa tersebut. Uni Eropa sendiri pernah membantu penduduk untuk membangun kembali rumah-rumah mereka, namun insiden yang sama terjadi lagi.

Seorang pejabat keamanan Israel mengatakan pemerintah telah melakukan diskusi dengan penduduk selama berbulan-bulan untuk menawarkan lokasi alternatif.

Namun Holt menuturkan, penduduk tidak diberi peringatan dan tidak memiliki tempat lain untuk pergi.

Bahkan ketika aksi pembongkaran terjadi pada Februari lalu, warga harus segera memperbaiki pagar mereka agar domba-domba mereka dapat dikumpulkan sebelum gelap.

Khirbet Humsu berada di dataran tinggi di atas Lembah Yordan. Wilayah ini merupakan bagian dari Tepi Barat yang dikenal sebagai wilayah C. Warga Palestina di daerah itu mengatakan hampir tidak mungkin bagi mereka untuk mendapatkan izin bangunan dari Israel.

Sumber: rmol.id

Kategori
Dunia

Rusuh di Tepi Barat! Tentara Israel Tembak Mati Warga Palestina

IDTODAY.CO – Seorang pria Palestina tewas tertembak oleh tentara Israel di Tepi Barat. Insiden terjadi saat bentrok antara warga Palestina dan pemukim Yahudi memanas.

Kementerian Kesehatan Palestina menyebut korban bernama Mohammad Fareed Hasan, yang berusia 20-an tahun, tewas ditembak oleh tentara Israel di desanya, Qusra, dekat kota Nablus. Sementara dua lainnya mengalami luka.

“Hasan sedang berdiri di atap rumahnya ketika dia ditembak mati,” kata sebuah laporan kantor berita resmi Wafa, seperti dilansir dari AFP, Minggu (4/7/2021).

Menurut Wafa, para warga Palestina di Qusra sedang “menangkis serangan dari pemukim Israel garis keras”

Sementara itu, militer Israel tidak menyebut adanya kematian akibat insiden tersebut. Namun pihaknya mengonfirmasi telah melepaskan tembakan kepada pelaku yang diduga melemparkan sebuah benda mencurigakan, yang kemudian meledak di tengah kerusuhan.

“Sebuah konfrontasi kekerasan terjadi antara puluhan warga Palestina dan pemukim Israel di dekat desa Qusra, selatan Nablus, di mana kedua belah pihak saling melemparkan batu,” kata militer Israel.

“Pasukan yang berada di lokasi melakukan operasi untuk menjauhkan kedua belah pihak dari daerah tersebut dengan menggunakan sarana pembubaran kerusuhan,” lanjutnya.

“Selama kegiatan itu, seorang tersangka diidentifikasi melemparkan benda mencurigakan yang meledak ke arah tentara, yang kemudian direspon dengan tembakan ke arah ancaman tersebut,” tambah pernyataan itu.

Dalam beberapa hari terakhir ketegangan di daerah Nablus meningkat. Orang-orang Palestina mengadakan protes keras terhadap pembangunan pos terdepan ilegal milik Yahudi di dekat desa Beita.

Sebelumnya, para pemukim Yahudi dievakuasi dari pos terdepan, yang dikenal sebagai Eviatar, pada hari Jumat (2/7), sesuai dengan kesepakatan dengan pemerintah koalisi baru Israel.

Diketahui, puluhan keluarga membangun permukiman beberapa minggu lalu. Dalam hitungan minggu, pemukim Yahudi membangun rumah beton yang belum sempurna, dan mendirikan gubuk dan di puncak bukit di Tepi Barat Utara, wilayah Palestina yang diduduki oleh Israel sejak 1967.

Pembangunan tersebut bertentangan dengan hukum internasional dan Israel sehingga memicu protes dari warga Palestina. Warga Palestina bersikeras bahwa komunitas Yahudi sedang membangun di tanah mereka.

Berdasarkan ketentuan kesepakatan yang diterbitkan oleh pemerintah Israel, pada Kamis (1/7/2021), para pemukim harus pergi pada Jumat (2/7) sore. Tapi, bangunan yang telah mereka dirikan akan dijaga oleh militer Israel.

Kementerian Pertanahan Israel mengatakan akan mempelajari terkait lokasi sengketa tersebut untuk menilai apakah wilayah tersebut dapat diakui di bawah hukum Israel dan dinyatakan sebagai tanah negara. Jika disahkan, Israel akan memberikan izin pembangunan sebuah sekolah agama di Eviatar, dengan tempat tinggal untuk staf dan siswanya.

Ada sekitar 475.000 pemukim Yahudi di Tepi Barat. Mereka tinggal bersama sekitar 2,8 juta orang Palestina, di lokasi yang dianggap ilegal oleh sebagian besar komunitas internasional.

Memang tidak ada indikasi langsung terkait adanya hubungan antara permasalahan di Eviatar dan kerusuhan yang terjadi pada Sabtu (3/7) lalu. Namun bentrokan antara warga Palestina, pemukim Israel dan tentara memang biasa terjadi.

Sumber: detik.com