Kategori
Peristiwa

Ustadz Alex yang Ditembak Orang Tak Dikenal di Tangerang Meninggal

IDTODAY NEWS – Ustadz yang menjadi korban penembakan oleh orang tidak dikenal (OTK) pada Sabtu, 18 September 2021, pukul 18.30 di Kelurahan Kunciran, Kecamatan Pinang, Kabupaten Tangerang, dinyatakan meninggal dunia beberapa jam setelah dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Berdasarkan informasi yang didapat, korban diketahui bernama Armand (43) atau yang akrab disapa Ustaz Alex ini, dinyatakan meninggal dunia pada pukul 19.17 WIB di rumah sakit tersebut.

“Semalam inisiatif warga dibawa ke Rumah Sakit Mulya, tapi karena pendarahan, akhirnya meninggal,” kata Ketua RW 05, Ahmad Mangku.

Saat ini pun, jenazah dari korban telah dipindahkan ke RSUD Kabupaten Tangerang untuk kepentingan autopsi.

Dalam kasus itu, korban meninggal dunia usai mengalami pendarahan akibat luka tembak yang didapatkan korban dipinggang sebalah kanan.

Petugas Kepolisian Sektor Pinamg pun, telah mengamankan satu buah proyektil peluru dan hingga kini, kasus itu pun masih dilakukan penyelidikan lebih lanjut.

Sebelumnya, sejumlah saksi di lokasi setempat menyebutkan, bila korban terkena luka tembak yang dilakukan oleh seseorang yang menggunakan jaket ojek online.

Sumber: viva.co.id

Kategori
Peristiwa

MUI Desak Polisi Usut Kasus Penembakan Ustadz di Tangerang, Siapa Pelaku dan Dalang di Baliknya

IDTODAY NEWS – Majelis Ulama Indonesia (MUI) merasa prihatin dengan adanya peristiwa penembakan terhadap seorang ustaz sepulang dari melaksanakan salat dari Masjid di Tangerang.

Demikian disampaikan Ketua MUI Bidang Pendidikan dan Kaderisasi Ulama, KH Abdullah Jaidi yang dihubungi di Jakarta, Sabtu malam (18/9/2021)..

KH Abdullah Jaidi mengatakan, MUI mendesak pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus penembakan terhadap ustaz di Tangerang tersebut, siapa pelakunya dan siapa dalang di balik penembakan tersebut.

“MUI mendesak pihak kepolisian untuk mengusut tuntas siapa pelaku penembakan ustaz tersebut, termasuk dalang dari penembakan tersebut,” terang Abdullah Jaidi.

Ia menjelaskan pelaku yang disebut-sebut mengenakan pakaian seragam ojek online tersebut, apakah itu memang orang yang sebenarnya dengan profesi tersebut, atau bukan.

“Ini yang harus diusut tuntas oleh pihak kepolisian. Sebab itu, polisi harus menyelidiki pelaku yang sebenarnya, termasuk motif dari kejahatan yang dilakukannya,” tegas Abdullah Jaidi.

Abdullah Jaidi meminta aparat kepolisian untuk menindak tegas kejahatan terhadap tokoh agama Islam, ulama dan ustadz sehingga bisa menimbulkan efek jera.

Sebab, menurut dia, bukan kali ini saja kejahatan terhadap tokoh agama terjadi. Karena itu, MUI minta kasus penembakan terhadap ustadz ini harus diusut tuntas.

Seperti diketahui, seorang ustadz ditembak orang tidak dikenal (OTK) di Jalan Nean Saba, Kecamatan Pinang, Tangerang, Sabtu malam (18/9/2021).

Dalam insiden ini diketahui OTK dengan pakaian Ojek Online. Korban sempat dibawa ke rumah sakit tapi akhirnya meninggal dunia.

Sumber: poskota.co.id

Kategori
Peristiwa

Ustadz di Tangerang Tewas Ditembak Orang Tak Dikenal

IDTODAY NEWS – Seorang ustadz di Pinang, Kota Tangerang tewas ditembak orang tak dikenal (OTK), Sabtu 18 September 2021 malam.

Korban diketahui bernama Ustaz Arman atau yang akrab disapa Alex akhirnya tewas.
Salah satu warga, Lhory mengatakan kejadian itu pada pukul 18.30 WIB. Ketika itu, Ustaz Alex pulang dari salat Maghrib di Masjid Nurul Yaqin.

“Dia pulang salat Maghrib, terus ada yang menembak sama orang tidak dikenal,” kata Lhory di Pinang, Kota Tangerang, Sabtu (18/9/2021).

Lhory mengatakan, pria tidak dikenal itu menggunakan atribut ojek online. Setelah aksi penembakan itu, terduga pelaku kemudian pergi.

Sementara itu, Ustadz Arman senpat dilarikan Rumah Sakit RS Mulya, Pinang, Kota Tangerang, guna dilakukan penanganan medis. Namun, sayang nyawanya tak tertolong.

“Iya meninggal, kayanya abis isya di RS Mulya,” katanya.

Sementara itu Kapolsek Pinang Ipda Tapril membenarkan adanya penembakan tersebut.

“Bentar ya lagi lidik. Benar,” ujar dia.

Sumber: ayoindonesia.com

Kategori
Peristiwa

Usai Sholat Berjamaah, Ustadz di Tangerang Tersungkur Ditembak Pria Misterius

IDTODAY NEWS – Suara tembakan senjata api tiba-tiba mengagetkan warga Jalan Gempol, Kelurahan Cipete, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang. Ustaz Marwan alias Alex tiba-tiba jatuh tersungkur ditembak pria misterius.

Aksi penembakan ini kontan menimbulkan kegaduhan para jamaah masjid yang ada dekat lokasi. Pasalnya, ustaz Alex ditembak usai menjalani ibadah salat Magrib berjamaah di lingkungan sekitar.

Nayla, saksi di lokasi kejadian mengatakan, penembakan itu terjadi sekira jam 18.30 WIB. Dirinya pun tidak mengetahui motif penembakan itu. Ustaz Alex dikenal baik warga sekitar dan tidak memiliki musuh selama ini.

“Ya, jadi korbannya seorang ustaz. Kejadiannya selepas salat Magrib,” katanya, kepada wartawan, Sabtu (18/9/2021).

Dilanjutkan dia, peristiwa penembakan itu dekat dengan rumahnya. Dari keterangan di lokasi, diketahui pria misterius itu menggunakan motor dan memakai jaket ojek online. Usai menembak ustaz Alex, pria itu pun langsung kabur.

“Langsung dibawa sama warga ke rumah sakit. Infonya mah ke RS Mulya, Pinang, Kota Tangerang. Belum diketahui bagian tubuh mana yang kena tembak. Semoga diberikan keselamatan,” sambungnya.

Sementara itu, Kapolsek Pinang, Iptu Tapril membenarkan adanya peristiwa tersebut. Sementara, kasus tersebut masih dalam penyelidikan. “Sebentar masih Lidik, nanti saja. Masih lidik. Petugas masih di lokasi,” pungkasnya.

Sumber: okezone.id

Kategori
Politik

Marak Mural Bernada Kritik di Tangerang, Terbaru ‘Wabah Sesungguhnya Adalah Kelaparan’

IDTODAY NEWS – Belakangan ini mural bernada kritik banyak ditemukan di Tangerang. Terbaru mural bertuliskan ‘Wabah Sesungguhnya Adalah Kelaparan’ terpampang di Jalan Wahidin Sudiro Husodo, Ciledug.

SuaraBanten.id melansir akun @laporanjurnalis, Rabu (18/8/2021) terlihat beberapa warga telah menghapus mural bernada kritik tersebut.

Diketahui, sebelumnya di Batuceper Tangerang juga sempat ada mural bergambar Jokowi 404:Not Found. Namun, mural tersebut juga sudah dihapus. Jauh sebelum ini di Tangerang juga viral mural bertuliskan ‘Tuhan Aku Lapar’

Dikonfirmasi terkait hal tersebut, Camat Ciledug, Syarifudin membenarkan adanya mural tersebut. Peristiwa itu terjadi pada Jalan Wahidin Sudiro Husodo, Ciledug, Kota Tangerang.

Meski demikian, ia mamaparkan mural tersebut telah dihapus Selasa (17/8/202) lantaran mural itu dibuat di lahan milik orang lain.

“Iya benar (ada mural). Tapi sudah dihapus Selasa kemarin (17/8). Dihapus karena itu dilahan orang, pintu masuk gerbang orang. Jadi bukan pada tempatnya,” kata Syafrudin saat dihubungi, Rabu (18/8/2021) malam.

Syafrudin mengaku tidak mengetahui siapa pembuat mural tersebut. Sebabnya, ia baru mendapatkan laporan adanya mural teraebut Selasa, (17/8) kemarin.

“Itu saya enggak tau, kita masih cari tahu. Kita dapat informasi dari warga. Kita lihat benar ada,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Syafrudin berharap kepada para kreatifitas seni ini untuk tidak membuat mural di lahan orang.

“Kita boleh berinovasi, berkreasi tapi di tempat yang benar. Jangan dilahan orang, pintu masuk orang,”

Syarifudin juga mengaku akan menyiapkan lahan kosong mural di wilayahnya untuk mencegah terjadinya penyaluran kreatifitas liar.

“Sebenarnya mereka punya kreativitas yang bagus. Cuma penempatannya saja yang kurang tepat,” ujar Syarifudin.

Sumber: suara.com

Kategori
Daerah

Negara Harusnya Pakai Pendekatan Humanis Bukan Militeristik Terhadap Pembuat Mural “Tuhan Aku Lapar”

IDTODAY NEWS – Cara pendekatan militeristik oleh negara terhadap pembuat mural “Tuhan Aku Lapar” di Jalan Aria Wangsakara, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang dinilai salah.

“Rakyat lapar jangan didekati dengan pendekatan yang aneh, rakyat yang buat mural Tuhan Aku Lapar, mestinya didekati dengan pendekatan humanitik,” kata Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (16/8).

Menurut Ujang, tidaklah tepat negara melalui kepolisian melakukan pendekatan keras terhadap rakyat disaat kondisi yang memang tengah sulit ini. Adapun pendekatan humanis bisa berupa memberikan dia makan.

“Beri mereka makanan, jangan sampe mereka di tekan-telan. Kita ini bukan negara militeritis. Kita ini negara demokratis. Rakyat lapar ya kasih makan, jangan kasih yang lain,” demikian Ujang.

Sebelumnya, Kapolresta Tangerang Kombes Wahyu Sri Bintoro mengatakan, jajarannya sempat menyelidiki sang pembuat mural. Saat ini, polisi telah menemukan pembuat mural yang diketahui berjumlah dua orang, yaitu berinisial D (26 tahun) dan DF (22). Keduanya berasal dari Komunitas Street Art Movement.

Menurut dia, aksi tersebut bukan termasuk perbuatan melanggar hukum. Wahyu mengaku kalau pihaknya mendatangi kediaman pembuat mural untuk memberikan bantuan sosial. Hanya saja, ia tidak menyinggung mengapa tulisan ‘Tuhan Aku Lapar’ dihapus dari tembok.

“Kedua rumah pembuat tulisan sudah disambangi dan kita berikan dukungan sembako beras serta kebutuhan pokok lainnya,” jelas Wahyu.

Sumber: rmol.id

Kategori
Daerah

Mafia Tanah di Pantura Tangerang Tak Tersentuh, Apa Kabar Reformasi Agraria Presiden Jokowi?

IDTODAY NEWS – Reformasi agraria atau land reform yang digadang-gadang pemerintah untuk menyelesaikan konflik agraria dan sengketa tanah dinilai belum terlaksana dengan baik. Praktik mafia tanah masih saja terjadi, tak terkecuali di wilayah Pantura Kabupaten Tangerang, Banten.

Ratusan hektare lahan telah terbit Nomor Identifikasi Bidang (NIB) Tanah atas nama perorangan. Mirisnya, lahan yang diduga dirampas itu dimiliki warga masyarakat dengan bukti yang sah. Tercatat sementara, terdapat sekira 900 hektar yang tersebar di tiga Kecamatan di Kabupaten Tangerang ini terdaftar dan diklaim hanya dengan segelintir orang saja.

Pengamat Kebijakan Publik, Adib Miftahul menyayangkan semangat Presiden Joko Widodo dalam memberantas mafia tanah yang kurang ditindaklanjuti serius oleh aparat penegak hukum.

Menurutnya, keberadaan Satgas Mafia Tanah khususnya dalam penanganan kasus mafia tanah di Pantura Kabupaten Tangerang kenapa terkesan tidak serius, karena hingga kini belum ada satu pun pelaku pun yang tersentuh hukum.

“Saya heran, khusus di Pantura Kabupaten Tangerang ini walau terdapat banyak korban dengan luasan lahan yang sangat luas namun para mafia tanah ini seolah belum tersentuh hukum,” ujar Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN) ini, Sabtu (7/8).

Adib menambahkan, konflik agraria di wilayah Pantura Kabupaten Tangerang berlarut-larut meski masyarakat telah mengadu ke berbagai instansi hingga ke pemerintah daerah, BPN, Kemenko Polhukam dan DPR RI.

“Praktik mafia tanah tidak bisa berjalan sendiri, dengan mandeknya penanganan kasus penyerobotan hak atas tanah di Pantura ini memperkuat dugaan saya akan adanya keterlibatan oknum-oknum di pemerintahan, BPN hingga aparat hukum,” tuturnya.

Dia berharap ada langkah tegas dari Presiden Jokowi dalam penanganan kasus mafia tanah ini khususnya di wilayah Pantura Tangerang.

“Jokowi bakal di cap sebagai Bapak Reformasi Tanah, jika praktik mafia tanah ini bisa diberantas. Dan akan menjadi sejarah manis bagi Pemerintahan Jokowi,” tandasnya.

Senada, Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia’s Democratic Policy, Satyo Purwanto berpendapat, dalam kasus ini dia menyarankan agar para korban mafia tanah bersatu dalam memperjuangkan hak atas lahannya.

Salah satunya melakukan gugatan kepada Badan Pertanahan Nasional (BPN) Pusat, Provinsi hingga BPN Kabupaten Tangetang yang telah mengeluarkan NIB bahkan sertifikat di atas lahan milik warga.

“Patut pertanyakan apakah keluarnya NIB bahkan sertifikat di atas lahan milik warga ini unsur ketidaksengajaan atau memang pesanan dari para mafia tanah,” ujarnya.

Satyo pun menduga adanya keterlibatan oknum atau kongkalikong antara pihak internal dalam hal ini BPN Kabupaten Tangerang dan pihak eksternal atau pemohon NIB.

“Itu dikerjakan dalam waktu yang bersamaan, sekitaran 2 bulan, notarisnya 1 (pengurusan NIB). Karena bagaimanapun mafia tanah tanpa orang dalam tidak akan bisa mengambil tanah sebanyak itu,” bebernya.

“Karena bersifat ekstraordinary maka kedepan kasus kasus mafia tanah supaya bisa diadili di pengadilan tersendiri seperti Tipikor, agar keadilan di dalam proses persidangan lebih mudah diawasi oleh masyarakat,” tambah Satyo menekankan.

Sumber: rmol.id