IDTODAY NEWS – Pernyataan Menteri Koordinator (Menko) Kemaritiman dan Investasi (Marvest) Luhut Binsar Pandjaitan yang menyatakan bahwa agar Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengkritik seperti cara Presiden ketiga BJ Habibie, direspons oleh Partai Demokrat.

Jurubicara Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra mengatakan, konteks pernyataan dari Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat itu di Maret tahun 2018. Sedangkan saat ini sudah memasuki pertengahan tahun 2021.

“Baiknya tidak perlu reaktif menanggapi pernyataan Bapak SBY di tahun 2018,” kata Herzaky dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (28/7).

Oleh karena itu, pihak Demokrat merasa kaget pernyataan SBY dalam konteksnya 2018 silam dibahas lagi saat ini.

“Kami kaget kenapa dibahas lagi seolah-olah bicara sekarang. Jadi, tidak nyambung sebenarnya kalau mendadak ada yang masih membahas statemen Bapak SBY di tahun 2018, apalagi merasa tersinggung,” cetusnya.

“Kalau memang publik merasa ucapan Bapak SBY masih relevan sampai dengan sekarang, silahkan saja. Itu hak publik,” imbuhnya menegaskan.

Lebih lanjut, Kepala Bakomstra DPP Partai Demokrat ini menegaskan, SBY tidak mengeluarkan pernyataan yang dimaksud Luhut Binsar Panjaitan akhir-akhir ini. Tepatnya, pada bulan Maret 2018 silam.

“Jadi, kami tidak perlu menanggapi balik kalau ada pejabat pemerintah yang terkesan reaktif merespons statemen lama Bapak SBY itu,” tegasnya.

Baca Juga  Negara Defisit Terus, Jokowi Salahkan Banyaknya Aturan yang 'Ruwet'

Herzaky bahkan meminta pemerintah termasuk pembantu Presiden untuk fokus pada upaya penanganan pandemi Covid-19.

Dengan demikian, penanganan yang optimal akan tidak menyengsarakan rakyat.

“Lebih baik kita fokus saja bantu dan perjuangkan nasib rakyat yang sedang susah karena pandemi covid-19 saat ini,” pungkasnya.

Menko Marvest Luhut Binsar Panjaitan dalam sebuah acara talk show berpesan kepada SBY terkait kritik terhadap pemerintah.

Terutama terkait membalas kritik “jangan main ancam-mengancam”.

Baca Juga  Biden Lebih Mudah Berhubungan Dengan SBY, Tapi AHY Belum Waktunya Jadi Capres

“Tidak temperamental, memang gayanya orang Batak gitu. Saya tidak keberatan. Saya bilang sama Pak Bambang, ya oke-oke sajalah, hak-hak beliaulah. Tapi semua hanya titip saja pada pemimpin-pemimpin yang sudah selesai eranya, lebih bagus seperti Pak Habibie semua duduk manis, datang sekali mengkritik,” ujar Luhut dalam acara talk show itu, Selasa kemarin (27/7).

“Tidak perlulah kita merasa bahwa yang berkuasa sekarang ini di bawah kita. Mungkin saja bapak A, bapak B itu lebih pintar. Tapi sekarang yang berkuasa ini ya sudah,” imbuh Luhut menegaskan.

Sumber: rmol.id

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan