Cara Anies Antisipasi Gelombang Ketiga Covid-19 di Jakarta

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengacungkan jempolnya saat akan menjalani pemeriksaan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Selasa (21/9/2021). KPK memeriksa Anies Baswedan sebagai saksi untuk tersangka mantan Direktur utama Perumda Sarana Jaya Yoory Corneles Pinontoan (YRC) atas kasus dugaan korupsi pengadaan lahan di Munjul, Cipayung, Jakarta Timur. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/wsj.(M RISYAL HIDAYAT)

IDTODAY NEWS – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, Pemprov DKI Jakarta akan memperkuat sistem deteksi penyebaran Covid-19 untuk mencegah gelombang ketiga pandemi Covid-19.

Dia mengatakan, status sistem deteksi dini tidak akan diturunkan agar gelombang ketiga tidak terjadi di Jakarta.

“Dengan pengalaman gelombang pertama, gelombang kedua maka sistem deteksi dini itu diaktifkan terus sampai dengan sekarang belum diturunkan,” tutur Anies saat ditemui di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Rabu (22/9/2021).

Anies mengatakan, sistem deteksi dini di Jakarta saat ini berupa kegiatan testing yang tinggi setiap harinya.

DKI Jakarta, kata Anies, terus mempertahankan jumlah testing hingga delapan kali lipat lebih tinggi dibandingkan standar WHO.

“Jadi walaupun positivity rate kita telah di angka 0,7, tetapi kegiatan testing tidak direndahkan, tetapi tinggi. Untuk apa? Untuk mendeteksi bila terlihat deretan hari-hari di mana pertambahan kasus mulai nampak menunjukan tren peningkatan, bisa langsung waspada,” ujar dia.

Apabila tren kasus meningkat, Anies menyebut Pemprov DKI Jakarta sudah memiliki mekanisme agar peningkatan kasus Covid-19 tidak terulang seperti yang terjadi saat gelombang kedua menerpa.

Baca Juga  Anies Sudah Melebihi Jokowi, AHY Berpotensi, PDIP Punya Siapa?

Untuk upaya kedua, Anies meminta seluruh masyarakat agar menjalankan protokol kesehatan selama pandemi Covid-19 berlangsung.

“Ikuti vaksinasi bagi yang belum, ajak untuk ikut vaksin, itu salah satu caranya,” ujar dia.

Sebelumnya, Epidemiolog University Griffith Dicky budiman mengatakan, prediksi gelombang ketiga pandemi Covid-19 di Indonesia bisa saja terjadi pada Desember 2021.

“Dulu saya memprediksi Oktober, tapi berubah lagi, mundur lagi, jadi Desember. Desember pun gelombangnya menurun juga, merendah, enggak sebesar seperti prediksi sebelumnya,” ujar Dicky.

Dicky menyebut hal ini terjadi karena adanya intervensi yang dilakukan seperti PPKM yang terus diperpanjang.

Baca Juga  Deklarasi Papua Barat, Bukti Indonesia Tidak Sedang Baik-baik Saja

Menurut dia, intervensi PPKM akan memperkecil potensi gelombang ketiga Covid-19.

“Semakin kita konsisten, semakin disiplin dalam memberikan intervensi, termasuk capaian vaksinasi, ini akan membuat potensi (gelombang ketiga) itu semakin jauh atau mengecil tapi tetap ada,” ujar dia.

Untuk diketahui angka kasus Covid-19 di Jakarta per tanggal 22 September 2021 sudah mencapai 856.585 kasus.

Dari jumlah itu, 840.812 pasien dinyatakan sembuh, 2.283 masih dalam status aktif dan 13.490 meninggal dunia.

Sumber: kompas.com

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan