MUI Anggap Aneh Jika Kapolri Dijabat Non Muslim, Begini Komentar Refly Harun

Waketum MUI Muhyiddin Junaidi anggap aneh jika jabatan Kapolri dipegang oleh seorang non Muslim. /Kolase dari Instagram @polrestebo dan dok. LPPOM MUI Banten (Foto: pikiran-rakyat.com)

IDTODAY NEWS – Kapolri Jenderal Idham Azis diketahui akan pensiun pada Januari 2021 mendatang, menanggapi hal tersebut Wakil Ketua Umum Majelis (Waketum) Ulama Indonesia (MUI) Muhyiddin Junaidi menyebut aneh jika nanti pengganti Azis adalah seorang non Muslim.

Tak bisa dipungkiri bahwa sebagai negara berkepulauan Indonesia diwarnai oleh berbagai jenis agama, ras, dan budaya.

Namun Muhyiddin berpendapat sangat aneh bila pemimpin aparat keamanan berlatar yang belakang non Muslim memimpin penduduk Indonesia yang mayoritas beragama Islam.

Muhyiddin menanggap wajar bila pemimpin di negara manapun memiliki agama yang sama dengan yang dianut oleh mayoritas penduduknya.

Contohnya seperti Amerika Serikat yang penduduknya mayoritas non Muslim, maka presiden atau kepala aparat keamanannya juga mengikuti latar belakang nonmuslim.

Ia memprediksi akan banyak kendala psikologis yang akan dihadapi oleh pemimpin beragama non Muslim di negara yang mayoritas penduduknya beragama muslim.

Pakar hukum tata negara Refly Harun turut menyoroti pendapat Waketum MUI tersebut, pendapat yang dilontarkan Muhyiddin sah-sah saja.

Baca Juga  Soal Pasar Muamalah Depok, MUI: Niat Baik Masyarakat Tegakkan Syariat Perlu Dihargai

“Yang saya tidak setuju adalah menghentikan aspirasi, jadi aspirasi yang disampaikan Muhyiddin sah-sah saja, karena itu sebuah aspirasi, dia mewakili MUI,” ucapnya.

“Tentu aspirasinya menginginkan Muslim dalam jabatan-jabatan yang penting, ya seperti Presiden, Wakil Presiden, Kapolri, Jaksa Agung, Panglima TNI dan lain sebagainya, itu adalah common sense (akal sehat) mereka, jadi sah-sah saja dan tidak boleh dihalangi,” kata Refly.

Refly juga mengingatkan kepada publik tidak boleh aspirasi tersebut dianggap sebagai sebuah diskriminasi karena memang sejak dahulu negara ini diperjuangkan oleh agama Islam.

“Tidak boleh juga aspirasi itu dianggap sektarian, karena bung Karno sendiri pernah bilang begini ketika dia berpidato,

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan