Sri Mulyani: Kenaikan Utang yang Sangat Besar Itu karena Covid!

Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan terkait realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 di Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (19/3/2019). Menkeu melaporkan realisasi APBN 2019 hingga Februari 2019 tercatat Rp54,61 triliun atau 0,34 persen terhadap PDB. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/nz(WAHYU PUTRO A)

IDTODAY NEWS – Jumlah utang Indonesia pada pemerintahan Jokowi-Maruf sampai saat ini semakin membesar.

Melansir Liputan6, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan, jumlah utang Indonesia mencapai Rp6.570 triliun hingga akhir Juli 2021.

Sri Mulyani menjelaskan bahwa utang Indonesia sampai saat ini menumpuk tak lepas karena adanya pandemi Covid-19.

Hal itu dikatakan oleh Sri Mulyani saat melaksanakan rapat bersama DPR RI pada Senin, 30 Agustus 2021.

“Mengenai masalah utang dan masalah konsolidasi fiskal, ini menjadi satu paket tidak bisa sepotong-sepotong. Kenaikan utang yang sangat besar itu ya karena terjadinya Covid,” ujar Sri Mulyani.

Ia menjelaskan, pandemi Covid-19 memukul dua komponen APBN sekaligus.

Di mana pendapatan anjlok hingga 18 persen, sementara belanja naik drastis hingga 19 persen.

Kedua komponen tersebutlah yang menyebabkan APBN defisit hingga Rp1.000 triliun saat ini.

Baca Juga  Datangi TPU Pondok Ranggon Jelang Tengah Malam, Anies Dapat 'Pesan' Dari Penggali Kubur

“Covid memukul dua tempat sekaligus, penerimaan anjlok sampai 18 persen. belanja naik hampir 19 persen. Turunnya ini dan naiknya ini membuat defisit sampai Rp1.000 triliun,” jelasnya.

Selanjutnya, Sri Mulyani mengatakan bahwa sebenarnya ada salah satu upaya agar utang tidak terus menanjak.

Adapun cara yang dimaksud adalah melalui kenaikan tarif pajak.

Namun, langkah tersebut belum diambil karena akan berhadapan dengan risiko ekonomi terguncang.

Baca Juga  PA 212 Tulis Syair Wafatnya Rachmawati Soekarnoputri, Isinya Soal Fitnah Rezim Jokowi-Ma’ruf

“Solusinya pajak harus naik. Tapi ini juga bikin syok ke ekonomi kalau terlalu cepat,” terangnya.

“Jadi kami hati-hati menjaga keseluruhan dan reform terus dilalukan bahkan dengan enforcement tetap kita lakukan dari sisi tambahan utang kita coba jaga,” pungkasnya.

Sumber: rmol.id

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan